PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE

-[ RANTING PUCUK CABANG LAMONGAN ]-

Selasa, 27 Oktober 2009

SAMBUNG GANDA PSHT

Diposting oleh PSHT

SAMBUNG GANDA PSHT







pencak silat PSHT

Diposting oleh PSHT

pencak silat PSHT






Kamis, 30 April 2009

Berita IPSI LAMONGAN

Diposting oleh PSHT

Harapan Tinggi IPSI Lamongan

Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Lamongan mengusung spirit tinggi dalam perhelatan grand final sirkuit pencak silat Piala gubernur Jatim 2008. Dalam even yang sedianya diagendakan 2-5 April kemudian diundur 9-12 Mei mendatang tersebut IPSI Lamongan mengincar tropi juara.

Tiga atlet telah disiapkan, yakni Junaidi Abdullah yang akan tampil di kelas D, Yani Susanto di kelas F dan Tsalits fahami bertanding di kelas G. Mereka digembleng dengan intensif dan telah menjalani pemusatan latihan hampir sebulan penuh. Seminggu tiga kali latihan.

“selama penundaan itu kita akan lebih fight lagi dalam berlatih. Bahkan kita rencanakan latihan di alam terbuka,” kata Ketua Harian IPSI Lamongan Sumiran.

Adapaun tempat yang dimaksud adalah Waduk Gondang di Sugio. Tiga atlet yang sukses meraih medali emas grup II sirkuit pencak silat Piala Gubernur Jatim 2008 di Sidoarjo tersebut akan ditempa latihan fisisk di alam terbuka.

LOYALITAS WARGA PSHT

Diposting oleh PSHT

Kutipan dr PSHT cabang Malang http://shteratemlg.multiply.com/

Loyalitas organisasi, atau kesetiaan terhadap organisasi adalah faktor penting yang menentukan hidup matinya organisasi. Loyalitas organisasi dapat membuat sebuah organisasi tumbuh berkembang menjadi besar, atau justru mati perlahan-lahan. Loyalitas terhadap organisasilah yang membuat seorang karyawan bekerja setiap hari di perusahaan, simpatisan parpol menyumbang dana kampanye untuk calon pilihannya, atau seorang mahasiswa rela bekerja sebagi panitia acara kampus.Dengan kata lain, loyalitas terhadap organisasi adalah urat nadi sebuah organisasi, sesuatu yang membuat para anggotanya berperilaku, bertindak, atau berkorban demi kepentingan organisasi.

Bagaimana di SH Terate?


Loyalitas organisasi adalah sesuatu yang sangat vital di SH Terate. Vital karena SH Terate adalah organisasi "non profit" yang tujuannya bukan untuk mencari keuntungan. SH Terate juga tidak berafiliasi pada aliran politik manapun, pada agama tertentu, atau pada segolongan tertentu. Artinya eksistensi organisasi SH Terate semata-mata ditentukan oleh rasa memiliki anggota organisasi (Warga) terhadap SH Terate, yang dimana rasa memiliki itu dinaungi oleh rasa persaudaraan antara masing-masing anggota. Itulah SH Terate kita.

Bagaimana loyalitas Warga SH Terate terhadap SH Terate, selama ini?

Ada tiga jenis loyalitas Warga di SH Terate.
Yaitu loyalitas material, loyalitas emosional, dan loyalitas spiritual.
Berikut akan diterangkan satu persatu.

Loyalitas material, yaitu loyalitas semata-mata karena imbalan materi yang didapatnya dari SH Terate. Dengan kata lain, Warga tersebut hanya eksis, aktif di SH Terate bila SH Terate memberikan imbalan kepadanya yang bersifat material. Material yang dimaksud disini bukan hanya uang, tetapi juga "materi/benda" lainnya seperti misalnya makanan, minuman, bingkisan hadiah, fasilitas dsb. Karena loyalitasnya semata-mata ditentukan materi, maka Warga tersebut hanya aktif bila ada imbalan materi. Demikian sebaliknya, apabila ada suatu hal di SH Terate yang membutuhkan pengorbanan materi dari anggotanya, biasanya warga tersebut enggan untuk memberikan. Karena itulah, loyalitas ini yang paling rendah tingkatannya.

Loyalitas emosional, yaitu loyalitas semata-mata karena "imbalan emosional" yang didapatnya di SH Terate. Loyalitas emosional lebih tinggi tingkatannya daripada loyalitas material. Pada loyalitas emosional, warga tersebut aktif karena SH Terate memberikan pengalaman atau perasaan yang menyenangkan baginya. Keakraban, ikatan emosional antara warga, pengalaman mendebarkan saat bertanding atau berkelahi, perasaan superior (merasa kuat), pujian, penghargaan atau penghormatan dari orang-orang/warga lain, dsb... semua itu adalah imbalan yang bersifat "emosional" yang diberikan oleh SH Terate. Artinya
Warga tersebut hanya aktif selama SH Terate menyenangkan baginya. Demikian sebaliknya, bila ia mendapat pengalaman tidak menyenangkan di SH Terate, ia akan marah/kecewa (mutung) kemudian berhenti aktif.

Loyalitas yang paling tinggi tingkatannya adalah loyalitas spiritual. Loyalitas ini bersifat internal, muncul dari dalam diri seorang warga SH Terate sendiri. Keaktifannya di SH Terate tidak dipengaruhi oleh materi ataupun ikatan emosional. Keakatifannya di SH Terate semata-mata karena "saya adalah orang SH Terate", semata-mata karena rasa tanggung jawab menjadi seorang insan SH Terate. Pada tingkatan ini, seorang warga tidak memiliki alasan apapun untuk aktif, selain karena rasa tanggung jawabnya terhadap SH Terate. Mendapatkan imbalan materi atau penghormatan/pujian bukan hal yang penting baginya. Demikian juga sebaliknya, bila ada kesempatan ia rela mengorbankan materi, atau bila ia menemui kekecewaan atau pengalaman buruk di SH Terate, hal itu tidak membuatnya mundur untuk beraktivitas di SH Terate. Ketika loyalitas material dan emosional masih bersifat eksternal, dipengaruhi oleh sesuatu di luar diri seorang Warga, maka loyalitas spritual sudah bersifat internal, berasal dari dalam diri sendiri, digerakkan semata-mata oleh hati nurani (consience) yang mampu membedakan mana benar mana salah.

Bahasa awamnya, loyalitas material adalah "saya aktif di SH Terate karena saya mendapatkan sesuatu (barang/uang)";
loyalitas emosional adalah "saya aktif di SH Terate karena merasa senang disitu",
dan loyalitas spiritual adalah "saya aktif di SH Terate karena saya orang SH Terate".

Sebagian besar warga SH Terate masih terjebak di loyalitas material dan emosional. Belum banyak yang mampu melangkah ke loyalitas spiritual. Dan loyalitas ini tidak ditentukan oleh tingkatan, apakah tingkat I atau II, dan juga tidak ditentukan oleh lamanya seseorang menjadi warga SH Terate. Kadang ada warga yang sudah bertahun-tahun disahkan namun baru sampai di tingkat loyalitas material, tetapi ada juga warga yang baru disahkan langsung memiliki loyalitas emosional.

Namun loyalitas macam apa yang dimiliki hanya bisa diketahui oleh diri masing-masing. Artinya hanya kita sendiri yang tahu loyalitas apa yang kita berikan pada SH Terate. Apakah masih bersifat material, emosional, atau sudah spiritual?

Hanya kita sendiri yang tahu.

Rabu, 29 April 2009

Orang SH Terate Jadilah Seperti Bunga Teratai

Diposting oleh PSHT

Kadang-Kadang SH Terate semua, melalui tulisan yang sangat sederhana ini, kami ingin mengajak pada para Kadang semua untuk ingat pada nama dan semboyan kita TERATE. Seperti yang ditulis oleh Dr. Setiawan Dalimartha dalam bukunya "Atlas Tumbuhan Obat Indonesia" Jilid 4 terbitan Puspa Swara, Jakarta, bunga teratai sebagaimana yang tertuang dalam lambang organisasi kita, memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia. Marilah kita jadikan diri kita sebagai manusia yang "Memayu Hayuning Bawono" seperti bunga teratai itu.


Teratai yang dalam berbagai bahasa - misalnya seroja (Malaka), padma (India), terate (Jawa), lien (Cina), sacred lotus (Inggris) memilik khasiat yang sangat besar. Teratai merupakan tumbuhan air yang indah, asli dari daratan Asia. Biasanya teratai dibudidayakan di kolam, pot bunga, juga kadang-kadang tumbuh di rawa-rawa.

Adapun beberapa manfaat dari teratai adalah sebagai berikut:

  1. Biji teratai (lian zi), berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi, tonik untuk jantung, limpa, sistem reproduksi, penenang (sedatif), menguatkan limpa dan dan lambung.
  2. Tunas biji teratai (lian zi xin), menghilangkan panas dalam di jantung, meredakan demam, menghentikan pendarahan, menghambat ejakulasi dini.
  3. Kulit biji teratai, berguna menghentikan pendarahan, menghilangkan panas dalam di lambung, serta mengeluarkan panas dan lembab dari usus.
  4. Benang sari (lian xu), meredakan panas jantung, menguatkan fungsi ginjal, menghambat ejakulasi dini, dan menghentikan pendarahan.
  5. Dasar bunga (receptacle), berguna menghancurkan bekuan darah, menghentikan perdarahan, dan menolak lembab.
  6. Tangkai teratai (dari tangkai daun/lian geng dan tangai bunga/liang fang) berkhasiat menurunkan tekanan darah (hipotensif), pereda demam, melancarkan kencing, tonik pada limpa.
  7. Daun (he ye), berkhasiat membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menaikkan Yang, dan menghentikan pendarahan.
  8. Dasar daun berkhasiat sebagai pereda demam dan menghilangkan lembab, menormalkan haid, dan menghuatkan kehamilan.
  9. Jika dimakan mentah rimpang teratai (ou jie) - rimpang adalah bagian dari batang dan bagian-bagian lain yang bukan daun dan akar - berkhasiat sebagai pereda demam, mendinginkan rasa panas yang dalam, dan menghancurkan darah beku. Jika dimakan setelah masak, berkhasiat menguatkan limpa, meningkatkan selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot, dan obat diare.
  10. Tepung dari rimpang berkhasiat menghentikan pendarahan, penambah darah, serta mengatur fungsi ginjal dan limpa.
  11. AKar berkhasiat menghentikan pendarahan, membuyarkan darah beku, dan penenang

Jadi, marilah saudara-saudaran kadang-kadang SH Terate, jadilah manusia berbudi luhur tahu benar dan salah seperti bunga teratai yang selalu memberi manfaat pada manusia, dari akar sampai daun dan bunganya semua memiliki manfaat. Tidak ada bagian dari bunga teratai yang tidak ada manfaatnya. Maka kita sebagai manusia SH Terate pun akan selalu bermanfaat. Bunga teratai dapat tumbuh di mana pun, selalu tampak indah, sekalipun tumbuh di comberan. Pun demikian halnya dengan kita, manusia SH Terate pun akan dapat bersinar dan harus bersinar dalam kondisi bagaimanapun dan di tempat seperti apapun, dapat menyinari sekitarnya dan bermanfaat bagi lingkungannya serta menjadi sosok yang selalu dapat dijadikan panutan dan indah dipandang orang, seperti semboyan kita "Memayu Hayuning Bawono".

Berita SH Terate

Diposting oleh PSHT

Para dulurs ini ada BERITA BARU dari Surabaya UKM SHTerate Unair. Harapanqu agar direspon oleh para dulur UKM Pencak Silat SHTerate misal nya UKM Universitas Suryo di Ngawi, IKIP PGRI JATIM Di Ngawi, Univ Merdeka di Madiun dll. email dari mbak Kurniati. emailnya. Selengkapnya sbb:

Dear mas mbak,

UKM SHTerate UNAIR akan mengadakan TOT (Training of Trainers) tgl 9-10 MEI 2009, bagi yang berminat untuk mengikuti TOT Pelatih Tanding PSHT di UNAIR, dapat langsung menyatakan konfirmasi keikutsertaan dengan menghubungi Arif di 085 730 396 553, atau Ari di 081 703 927 279.

adapun materi yang dijadwalkan diberikan dalam TOT yaitu:

1. Materi pembinaan Fisik, oleh mas Suhud Indratno S.Or (Dosen FIK UM, pesilat Sea Games`& Pelatih tim IPSI Kab Malang & UM)
2. Materi Prinsip dasar Kepelatihan dan Teknik Dasar Pencak Silat Tanding, oleh mas Awan Hariono M.Kes (Pelatih Nasional IPSI & Dosen FIK UNY)
3. Peraturan Pertandingan, oleh mas Mohamad Mastur (Wasit Juri internasional PERSILAT)
4. Taktik & Strategi Bertanding, oleh mas Edi Suhartono (Pelatih Nasional IPSI & tim PAL Indonesia)
5. Psikologi Olahraga & Mental Training, oleh Prof. Dr. Suryanto (Psikolog KONI, Pembina UKM PSHT & Dosen Psikologi UNAIR) dan Kurniati R. (atlit Tunggal Putri Jatim & Psikolog)

karena ini adalah TOT (Training for Trainers), maka pelaksanaan pelatihan lebih banyak 70% ke praktek dan 30% materi.

TOT ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pesilat PSHT khususnya di Jawa Timur. Untuk meningkatkan kualitas pesilat maka perlu SDM Pelatih yang berkualitas yang memahami seluk beluk cara melatih yang benar. TOT ini berusaha untuk memfasilitasi para pelatih / Warga PSHT yang memiliki keinginan belajar dan peduli terhadap perkembangan prestasi PSHT untuk belajar dari saudara-saudara PSHT yang telah berpengalaman dan ahli di bidang pencak silat prestasi, khususnya kategori Tanding.
Sengaja TOT ini dispesifikkan untuk kategori tanding, agar materi terfokus sehingga dapat memberikan proses signifikan bagi para peserta dan komisariat/cabang yang mengikutinya.

Pendaftaran masih terbuka bagi peserta yang berminat.
Kontribusi peserta rp 200.000,- per orang (tidak termasuk transportasi & akomodasi).
Peserta mendapatkan fasilitas id card, sertifikat, buku materi, CD, makan & cofee break.

Ini adalah sebuah kesempatan untuk belajar,
perlu diingat pertemuan dan pelatihan semacam ini sangat jarang, kesempatan menimba ilmu dari para pelatih, wasit juri, psikolog yang telah berpengalaman dalam satu tempat, satu waktu, belum pernah dilakukan sebelumnya. adalah sebuah investasi yang sangat berarti bagi peningkatan prestasi PSHT, khususnya di komisariat, universitas atau cabang anda.


Silahkan kontak ke Arif di 085 730 396 553,
atau Ari di 081 703 927 279 untuk pendaftaran

Berita SH Terate

Diposting oleh PSHT

16 April 2009
Warga Tewas Dianiaya Polisi
• Mencekam, Karanganyar Siaga I

KARANGANYAR- Situasi Karanganyar semalam mencekam. Polres Karanganyar menyatakan siaga I setelah muncul informasi Mapolres hendak digeruduk massa, menyusul tewasnya seorang warga, Agus Sunardi alias Adi (30), yang diduga dianiaya oknum polisi.
Korban tewas adalah anggota perguruan pencak silat SHT, yang ditahan di Mapolres Karanganyar. Adi ditahan bersama tiga warga lainnya, karena diduga terlibat pengeroyokan polisi yang hendak mencegah aksi freestyle atau atraksi sepeda motor. Polisi berdalih, aksi itu membahayakan warga sekitar.
Kejadian di jalan depan kantor Bupati Karanganyar itu berlangsung sekitar pukul 17.00. Namun, langkah polisi itu justru memicu kemarahan massa. Seorang anggota Samapta, Yanu dikeroyok. Akibatnya, polisi itu mengalami luka-luka, dan hingga semalam masih dirawat di sebuah rumah sakit.
Tangkap Pelaku
Polisi lantas bertindak tegas dengan menangkap empat orang dan membawanya ke Mapolres. Seorang di antaranya Adi, warga Mendungan, Kelurahan Karanganyar Kota, Kecamatan Karanganyar. Selain korban tewas, tiga lainnya mengalami luka-luka.
Jenazah Adi semalam dibawa ke Labfor UNS untuk diautopsi. Namun, polisi mengelak jika anggotanya dituding menganiaya Adi. Kapolres Karanganyar AKBP Sri Handayani menegaskan, korban tewas di RSUD Kartini Karanganyar bukan di tahanan.
Sebelum diamankan, kata Kapolres, korban sudah sakit sehingga langsung dilarikan ke rumah sakit. ‘’Untuk meyakinkan, (jenazah) diautopsi,’’ tandas Sri Handayani.
Setelah endengar kabar kematian rekannya, puluhan anggota Perguruan Setia Hati segera berdatangan ke Mapolres. Mereka hendak mempertanyakan penyebab kematian Adi.
Hingga semalam, situasi di sekitar Mapolres mencekam. Polisi bersiaga penuh. Gedung bagian barat dan timur dijaga ketat polisi bersenjata. Kapolwil Surakarta Kombes Taufik Ansorie juga berada di Mapolres. Namun sekitar pukul 22.30, Kapolwil tampak keluar.
Saat dikonfirmasi, Kapolwil menyatakan, kasus itu masih didalami. Sejumlah saksi juga masih dimintai keterangan. ‘’Kami masih mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan saksi,’’ tandasnya lewat telepon seluler.
Sementara itu, seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, Adi saat itu pulang kerja dari Solo lewat jalan tersebut. Seorang polisi mengingatkan agar dia tidak melintas di jalan itu. Namun entah kenapa terjadi perkelahian di lokasi itu.
Adi bersama sejumlah warga lain diamankan. Sekitar pukul 20.00, Adi dikabarkan meninggal dan dilarikan ke RSUD Kartini. Hingga pukul 24.00, jenazah belum tiba di rumah duka, sementara rekan-rekan korban masih berkumpul di sekitar Mapolres.
Dari : surat kabar suara merdeka,kamis 16 april 2009

Selasa, 28 April 2009

FOTO-FOTO SAUDARA KITA DI LUAR

Diposting oleh PT. Syafa Mulya Santosa


Senin, 27 April 2009

Profil PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE

Diposting oleh PSHT

Profil PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE

Manusia dapat dihancurkan
Manusia dapat dimatikan
akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan
selama manusia itu setia pada hatinya
atau ber-SH pada dirinya sendiri

Falsafah Persaudaraan Setia Hati Terate itu ternyata sampai sekarang tetap bergaung dan
berhasil melambungkan PSHT sebagai sebuah organisasi yang berpangkal pada
"persaudaraan" yang kekal dan abadi.

Adalah Ki Hadjar Hardjo Oetomo, lelaki kelahiran Madiun pada tahun 1890. Karena
ketekunannya mengabdi pada gurunya, yakni Ki Ngabehi Soerodiwiryo, terakhir ia pun
mendapatkan kasih berlebih dan berhasil menguasai hampir seluruh ilmu sang guru
hingga ia berhak menyandang predikat pendekar tingkat III dalam tataran ilmu Setia Hati
(SH). Itu terjadi di desa Winongo saat bangsa Belanda mencengkeramkan kuku
jajahannya di Indonesia.

Sebagai seorang pendekar, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pun berkeinginan luhur untuk
mendarmakan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Untuk kebaikan sesama. Untuk
keselamatan sesama. Untuk keselamatan dunia. Tapi jalan yang dirintis ternyata tidak
semulus harapannya. Jalan itu berkelok penuh dengan aral rintangan. Terlebih saat itu
jaman penjajahan. Ya, sampai Ki Hadjar sendiri terpaksa harus magang menjadi guru
pada sekolah dasar di benteng Madiun, sesuai beliau menamatkan bangku sekolahnya.
Tidak betah menjadi guru, Ki Hadjar beralih profesi sebagai Leerling Reambate di SS
(PJKA/Kereta Api Indonesia saat ini - red) Bondowoso, Panarukan, dan Tapen.

Memasuki tahun 1906 terdorong oleh semangat pemberontakannya terhadap Negara
Belanda - karena atasan beliau saat itu banyak yang asli Belanda -, Ki Hadjar keluar lagi
dan melamar jadi mantri di pasar Spoor Madiun. Empat bulan berikutnya ia ditempatkan
di Mlilir dan berhasil diangkat menjadi Ajund Opsioner pasar Mlilir, Dolopo, Uteran dan
Pagotan.

Tapi lagi-lagi Ki Hadjar didera oleh semangat berontakannya. Menginjak tahun 1916 ia
beralih profesi lagi dan bekerja di Pabrik gula Rejo Agung Madiun. Disinipun Ki Hadjar
hanya betah untuk sementara waktu. Tahun 1917 ia keluar lagi dan bekerja di rumah
gadai, hingga beliau bertemu dengan seorang tetua dari Tuban yang kemudian memberi
pekerjaan kepadanya di stasion Madiun sebagai pekerja harian.

Dalam catatan acak yang berhasil dihimpun, di tempat barunya ini Ki Hadjar berhasil
mendirikan perkumpulan "Harta Jaya" semacam perkumpulan koperasi guna melindungi
kaumnya dari tindasan lintah darat. Tidak lama kemudian ketika VSTP (Persatuan
Pegawai Kereta Api) lahir, nasib membawanya ke arah keberuntungan dan beliau
diangkat menjadi Hoof Komisaris Madiun.
Senada dengan kedudukan yang disandangnya, kehidupannya pun bertambah membaik.
Waktunya tidak sesempit seperti dulu-dulu lagi, saat beliau belum mendapatkan
kehidupan yang lebih layak. Dalam kesenggangan waktu yang dimiliki, Ki Hadjar
berusaha menambah ilmunya dan nyantrik pada Ki Ngabehi Soerodiwiryo.

Data yang cukup bisa dipertanggungjawabkan menyebutkan dalam tahun-tahun inilah
Setia Hati (SH) mulai disebut-sebut untuk mengganti nama dari sebuah perkumpulan silat
yang semula bernama "Djojo Gendilo Cipto Mulyo".

Masuk Sarikat Islam.

Memasuki tahun 1922, jiwa pemberontakan Ki Hadjar membara lagi dan beliau
bergabung dengan Sarikat Islam (SI), untuk bersama-sama mengusir negara penjajah,
malah beliau sendiri sempat ditunjuk sebagai pengurus. Sedangkan di waktu senggang, ia
tetap mendarmakan ilmunya dan berhasil mendirikan perguruan silat yang diberi nama
SH Pencak Spor Club. Tepatnya di desa Pilangbangau - Kodya Madiun Jawa Timur,
kendati tidak berjalan lama karena tercium Belanda dan dibubarkan.

Namun demikian semangat Ki Hadjar bukannya nglokro (melemah), tapi malah semakin
berkobar-kobar. Kebenciannya kepada negara penjajah kian hari kian bertambah. Tipu
muslihatpun dijalankan. Untuk mengelabuhi Belanda, SH Pencak Sport Club yang
dibubarkan Belanda, diam-diam dirintis kembali dengan siasat menghilangkan kata
"Pencak" hingga tinggal "SH Sport Club". Rupanya nasib baik berpihak kepada Ki
Hadjar. Muslihat yang dijalankan berhasil, terbukti Belanda membiarkan kegiatannya itu
berjalan sampai beliau berhasil melahirkan murid pertamanya yakni, Idris dari Dandang
Jati Loceret Nganjuk, lalu Mujini, Jayapana dan masih banyak lagi yang tersebar sampai
Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta.

Ditangkap Belanda.

Demikianlah, hingga bertambah hari, bulan dan tahun, murid-murid Ki Hadjar pun kian
bertambah. Kesempatan ini digunakan oleh Ki Hadjar guna memperkokoh
perlawanannya dalam menentang penjajah Belanda. Sayang, pada tahun 1925 Belanda
mencium jejaknya dan Ki Hadjar Hardjo Oetomo ditangkap lalu dimasukkan dalam
penjara Madiun.

Pupuskah semangat beliau ? Ternyata tidak. Bahkan semakin menggelegak. Dengan
diam-diam beliau berusaha membujuk rekan senasib yang ditahan di penjara untuk
mengadakan pemberontakan lagi. Sayangnya sebelum berhasil, lagi-lagi Belanda
mencium gelagatnya. Untuk tindakan pengamanan, Ki Hadjar pun dipindah ke penjara
Cipinang dan seterusnya dipindah di penjara Padang Panjang Sumatera. Ki Hadjar baru
bisa menghirup udara kebebasan setelah lima tahun mendekam di penjara dan kembali
lagi ke kampung halamannya, yakni Pilangbangau, Madiun.

Selang beberapa bulan, setelah beliau menghirup udara kebebasan dan kembali ke
kampung halaman, kegiatan yang sempat macet, mulai digalakan lagi. Dengan tertatih beliau terus memacu semangat dan mengembangkan sayapnya. Memasuki tahun 1942
bertepatan dengan datangnya Jepang ke Indonesia SH Pemuda Sport Club diganti nama
menjadi "SH Terate". Konon nama ini diambil setelah Ki Hadjar mempertimbangkan
inisiatif dari salah seorang muridnya Soeratno Soerengpati. Beliau merupakan salah
seorang tokoh Indonesia Muda.

Selang enam tahun kemudian yaitu tahun 1948 SH Terate mulai berkembang merambah
ke segenap penjuru. Ajaran SH Terate pun mulai dikenal oleh masyarakat luas. Dan
jaman kesengsaraanpun sudah berganti. Proklamasi kemerdekaan RI yang
dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta dalam tempo singkat telah membawa perubahan
besar dalam segala aspek kehidupan. Termasuk juga didalamnya, kebebasan untuk
bertindak dan berpendapat. Atas prakarsa Soetomo Mangku Negoro, Darsono, serta
saudara seperguruan lainnya diadakan konferensi di Pilangbangau (di rumah Alm Ki
Hadjar Hardjo Oetomo). Dari konferensi itu lahirlah ide-ide yang cukup bagus, yakni SH
Terate yang semenjak berdirinya berstatus "Perguruan Pencak Silat" dirubah menjadi
organisasi "Persaudaraan Setia Hati Terate". Selanjutnya Soetomo Mangkudjajo diangkat
menjadi ketuanya dan Darsono menjadi wakil ketua.

Tahun 1950, karena Soetomo Mangkudjojo pindah ke Surabaya, maka ketuanya diambil
alih oleh Irsad. Pada tahun ini pula Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah seorang tokoh
pendiri PSHT, mendapatkan pengakuan dari pemerintah Pusat dan ditetapkan sebagai
"Pahlawan Perintis Kemerdekaan" atas jasa-jasa beliau dalam perjuangan menentang
penjajah Belanda.

Ki Ngabei Ageng Soerodiwirdjo nama kecilnya adalah Muhamad Masdan, yang lahir
pada tahun 1876 di Surabaya putra sulung Ki Ngabei Soeromihardjo (mantri cacar di
ngimbang kab: jombang Ki ngabei Soeromihardjo adalah saudara sepupu RAA
Soeronegoro (bupati Kediri pada saat itu). Ki Ageng soerodiwirdjo mempunyai garis
keterunan batoro katong di Ponorogo, beliau kawin dengan ibu sarijati umur 29 tahun di
surabaya dari perkawinan itu dianugrahi 3 anak laki-2 dan 2 anak perempuan namun
semuanya meninggal dunia sewaktu masih kecil.

Pada usia 14 tahun (th 1890) beliau lulus SR sekarang SD kemudian diambil putra oleh
pamanya (wedono di wonokromo) dan tahun 1891 yaitu tepat berusia 15 tahun ikut
seorang kontrolir belanda di pekerjakan sebagai juru tulis tetapi harus magang dahulu
(sekarang capeg). Pada usia yang relatif masih muda Ki Ageng Soerodiwirdjo mengaji di
pondok pesantren tibu ireng jombang, dan disini lah beliau belajar pencak silat pada
tahun 1892 pindah ke bandung tepatnya di parahyangan di daerah ini beliau
berksempatan menambah kepandaian ilmu pencak silat. Ki Ageng Soerodiwirdjo adalah
seorang yang berbakat, berkemauan keras dan dapat berfikir cepat serta dapat
menghimpun bermacam-macam gerak langkah permainan. Pencak silat yang di ikuti
antar lain:
* Cimande
* Cikalong
* Cibaduyut
* Ciampea * Sumedangan

Tahun 1893 beliau pindah ke jakarta, di kota betawi ini hanya satu tahun tetapi dapat
mempergunakan waktunya untuk menambah pengetahuan dalam belajar pencak silat
yaitu:
* Betawian
* Kwitangan
* Monyetan
* Toya

Pada tahun 1894 Ki Ageng Soerodiwirdjo pindah ke bengkulu karena pada saat itu orang
yang di ikutinya (orang belanda) pindah kesana.di bengkulu permainanya sama dengan di
jawa barat, enam bulan kemudian pindah ke padang. Di kedua daerah ini Ki Ageng
Soerodiwirdjo juga memperdalam dan menambah pengetahuannya tentang dunia pencak
silat. Permainan yang diperolehnya antara lain : minangkabau
* Permainan padang Pariaman
* Permainan padang Sidempoan
* Permainan padang Panjang
* Permainan padang Pesur / padang baru
* Permainan padang sikante
* Permainan padang alai
* Permainan padang partaikan

Permainan yang di dapat dari bukit tinggi yakni :
* Permainan Orang lawah
* Permainan lintang
* Permainan solok
* Permainan singkarak
* Permainan sipei
* Permainan paya punggung
* Permainan katak gadang
* Permainan air bangis
* Permainan tariakan

Dari daerah tersebut salah satu gurunya adalah Datuk Rajo Batuah. Beliau disamping
mengajarkan ilmu kerohanian. Dimana ilmu kerohanian ini diberikan kepada murid-
murid beliau di tingkat II.
Pada tahun 1898 beliau melanjutkan perantuanya ke banda aceh, di tempat ini Ki Ageng
Soerodiwirdjo berguru kepada beberapa guru pencak silat, diantarnya :
* Tengku Achamd mulia Ibrahim
* Gusti kenongo mangga tengah
* Cik bedoyo

Dari sini diperoleh pelajaran – pelajaran, yakni:
* Permainan aceh pantai
* Permainan kucingan * Permainan bengai lancam
* Permainan simpangan
* Permainan turutung

Pada tahun 1902 Ki Ageng Soerodiwirdjo kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai
anggota polisi dengan pangkat mayor polisi. Tahun 1903 di daerah tambak Gringsing
untuk pertama kali Ki Ageng Soerodiwirdjo mendirikan perkumpulan mula-mula di beri
nama ‘SEDULUR TUNGGAL KECER” dan permainan pencak silatnya bernama “
JOYO GENDELO” .

Pada tahun 1917 nama tersebut berubah, dan berdirilah pencak silat PERSAUDARAAN
SETIA HATI, (SH) yang berpusat di madiun tujuan perkumpulan tersebut diantaranya,
agar para anggota (warga) nya mempunyai rasa Persaudaraan dan kepribadian Nasional
yang kuat karena pada saat itu Indonesia sedang di jajah oleh bangsa belanda. Ki Ageng
Soerodiwirdjo wafat pada hari jum`at legi tanggal 10 nopember 1944 dan di makamkan
di makam Winongo madiun dalam usia enam puluh delapan tahun (68).
Jiwa patriotisme yang tinggi ditunjukkan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo, salah seorang
Saudara Tertua Setia Hati, dengan bantuan teman-temannya dari Pilang Bango, Madiun
dengan berani menghadang kereta api yang lewat membawa tentara Belanda atau
mengangkut perbekalan militer. Penghadangan, pelemparan, dan perusakkan yang terjadi
berulang-ulang sampai akhirnya ia ditangkap PID Belanda dan mendapat hukuman
kurungan di penjara Cipinang dan dipindahkan ke Padang, Sumatera Barat. Setelah
dibebaskan, Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang telah mendirikan Setia Hati Pencak Sport
Club yang kemudian mengaktifkan kembali perguruannya sampai akhirnya berkembang
dengan nama Persaudaraan Setia Hati Terate.

Persaudaraan Setia Hati Terate dalam perkembangannya dibesarkan oleh RM Imam
Koesoepangat murid dari Mohammad Irsyad kadhang (saudara) Setia Hati Pencak Sport
Club (SH PSC) yang merupakan murid dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo.

Sebelum menjadi kadhang SH dan mendirikan SH PSC, Ki Hadjar Hardjo Oetomo
magang sebagai guru di SD Banteng Madiun. Tidak betah menjadi guru, bekerja di
Leerling Reambate di SS (PJKA) Bondowoso, Panarukan dan Tapen. Tahun 1906 keluar
dari PJKA dan bekerja menjadi Mantri Pasar Spoor Madiun di Mlilir dengan jabatan
terakhir sebagai Ajudan Opsioner Pasar Mlilir, Dolopo, Uberan dan Pagotan (wilayah
selatan Madiun). Pada tahun 1916 bekerja di pabrik gula Redjo Agung Madiun. Tahun
1917 masuk menjadi saudara SH dan dikecer langsung oleh Ki Ngabei Soerodiwirjo,
pendiri Persaudaran Setia Hati. Pada tahun ini bekerja di stasiun kereta api Madiun
hingga menjabat Hoof Komisaris. Tahun 1922 bergabung dengan Sarekat Islam dan
mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club di Desa Pilangbango, Madiun, yang kemudian
berkembang sampai ke daerah Nganjuk, Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan,
Solo, dan Yogyakarta.

Tahun 1925, ditangkap oleh Pemerintah Belanda dan dipenjara di Cipinang, kemudian
dipindahkan ke Padang, Sumatra Barat selama 15 tahun. SH PSC dibubarkan Belanda
karena terdapat nama "pencak". Setelah pulang dari masa tahanan mengaktifkan kembali SH PSC dan untuk menyesuaikan keadaan, kata "pencak" pada SH PSC menjadi
"pemuda". Kata "pemuda" semata-mata hanya untuk mengelabui Belanda agar tidak
dibubarkan. Bertahan sampai tahun 1942 bersamaan dengan datangnya Jepang ke
Indonesia.

Tahun 1942, atas usul saudara SH PSC Soeratno Soerengpati tokoh pergerakan Indonesia
Muda, nama SH Pemuda Sport Club diubah menjadi Setia Hati Terate. Pada waktu itu
SH Terate bersifat perguruan tanpa organisasi.

Tahun 1948, atas prakarsa Soetomo Mengkoedjojo, Darsono,dan lain-lain mengadakan
konferensi di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di desa Pilangbango, Madiun. Hasil
konferensi menetapkan Setia Hati Terate yang dulunya bersifat perguruan diubah menjadi
organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate dengan diketuai oleh Oetomo Mangkoewidjojo
dengan wakilnya Darsono. Kemudian secara berturut-turut:

· Tahun 1950, Ketua Pusat oleh Mohammad Irsyad.
· Tahun 1974, Ketua Pusat oleh RM Imam Koesoepangat.
· Tahun 1977-1984, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum
Pusat oleh Badini.
· Tahun 1985, Ketua Dewan Pusat oleh RM Imam Koesoepangat dan Ketua Umum Pusat
oleh Tarmadji Boedi Harsono.
· Tahun 1988, Ketua Dewan Pusat RM Imam Koesoepangat meninggal dunia dan PSHT
dipimpin oleh Ketua Umum Tarmadji Boedi Hardjono sampai sekarang.

Untuk menjadi saudara pada Persaudaraan Setia Hati "Terate" ini, sebelumnya seseorang
itu terlebih dahulu harus mengikuti pencak silat dasar yang dimulai dari sabuk hitam,
merah muda, hijau dan putih kecil. Pada tahap ini seseorang tersebut disebut sebagai
siswa atau calon saudara.

Selama dalam proses latihan pencak silat, seorang pelatih/warga (saudara SH) juga
memberikan pelajaran dasar ke-SH-an secara umum kepada para siswa.

Setelah menamatkan pencak silat dasar tersebut, seseorang yang dianggap sebagai warga
atau saudara SH adalah apabila ia telah melakukan pengesahan yang dikecer oleh Dewan
Pengesahan. Dewan pengesahan ini termasuk saudara SH yang "terbaik dari yang
terbaik" yang dipilih melalui musyawarah saudara-saudara SH. Proses kecer tersebut
berlangsung pada bulan Syura. Adapun sarat yang harus disediakan dalam pengeceran
antara lain: Ayam jago, mori, pisang, sirih, dan lain sebagainya sarat-sarat yang telah
ditentukan.

Dalam proses pengeceran ini, kandidat diberi pengisian dan gemblengan jasmani dan
rohani dan ilmu ke-SH-an serta petuah-petuah, petunjuk-petunjuk secara mendalam dan
luas. Saudara SH yang baru disahkan tersebut, dalam tingkatan ilmu disebut sebagai
saudara tingkat I (erste trap). Pada Persaudaraan Setia Hati Terate juga dibagi dalam tiga
jenis tingkatan saudara yaitu saudara SH Tingkat I (ester trap), Tingkat II (twede trap),
tingkat III (derde trap).
Pada Persaudaraan Setia Hati Terate diajarkan 36 jurus pencak silat yang merupakan
warisan dari Ki Ngabei Soerodiwirjo di erste trap serta pelajaran ilmu ke-SH-an yang
dapat diperoleh pada tingkatan twede trap dan derde trap. Jurus-jurus tersebut merupakan
ramuan dari beberapa aliran pencak silat yang berada di nusantara, di antaranya dari Jawa
Barat, Betawi (Jakarta), dan Minangkabau.

Khadang SH Terate tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan di beberapa negara seperti
Belanda, Perancis, Belgia, Jerman, Amerika Serikat, Australia, Malaysia, Singapura,
Vietnam, Brunei Darussalam. Secara administratif mulai dirintis pencatatan jumlah
saudara pada tahun 1986. Sehingga jumlah saudara mulai tahun 1986 - 1999 sebanyak
108.267

Halaman Depan

Diposting oleh PSHT


SELAMAT DATANG

Ini merupakan blogger pertama PSHT Ranting Pucuk Cabang Lamongan, adapun ide dasar pembuatan blogger ini adalah sebagai sarana penyambung persaudaraan disamping juga memberikan informasi kepada semua warga PSHT Ranting Pucuk dimanapun berada.Diharapkan dengan kehadiran blogger ini bisa memberi kesempatan bagi saudara-saudara warga PSHT Ranting Pucuk bisa berbagi pengalaman, artikel ataupun berita.
Memang disadari untuk pertamakalinya banyak kekurangan yang mungkin terjadi, namun harapan kedepan ada sumbangsih untuk perbaikannya. semoga kehadiran website ini menambah rasa persaudaraan kita.


Admin